Bukit Menoreh

Bukit Menoreh

Indonesia punya banyak cerita

Masjid Cheng Ho

Masjid Cheng Ho

Indonesia punya banyak cerita

Istana Burung

Istana Burung

Indonesia punya banyak cerita

Top Selfie Pinus

Top Selfie Pinusan Kragilan

Indonesia punya banyak cerita

Minggu, 15 Mei 2016

3 Kata Sakti : Tolong, Maaf dan Terima Kasih



Tolong, maaf dan terimakasih kayaknya udah jadi kata yang sering didengar atau diucapkan semua orang. Bahkan kata-kata itu pasti diajarkan oleh para orang tua semenjak dini. Anak-anak dibiasakan oleh orang tua mereka untuk mengucapkan kata-kata tersebut. Tapi sekarang banyak orang yang lupa dengan adanya ketiga kata itu. Iya sih kata tolong, maaf dan terima kasih cuma kata simpel, tapi di balik itu semua ketiga kata itu punya arti yang penting bagi sebagian orang.


Tolong, untuk meminta bantuan.


   Kita nggak hidup sendirian di dunia ini, banyak orang yang ada di sekitar kita—saling berdampingan. Nggak selamanya kita bisa mengerjakan segala sesuatunya seorang diri, ada kalanya kita butuh bantuan dari orang lain, jadi nggak usah segan buat bilang ‘tolong donk’ ke orang lain.

      “Eh Jon, tolong ambilin buku aku yang ada di sebelah kamu nggak?”
      “Bro, bisa tolong kirimin e-mail materi kemaren kagak?”

      Dan masih banyak hal-hal simpel lainnya yang bisa kita sisipkan dengan ‘tolong’.


Maaf, untuk mengakui kesalahan.


      Ngakuin kesalahan emang nggak gampang tapi minta maaf juga nggak bikin harga diri kita turun kok. Dengan kita minta maaf terlebih dahulu berarti kita punya jiwa yang besar buat ngakuin kesalahan. Jadi nggak usah gengsi deh buat minta maaf duluan kalo emang salah.

      “Eh, sorry gue telat, ketiduran nih”
      “sorry ya udah nunggu lama”


Terima kasih, bentuk penghargaan.


“Ayo Aldi, bilang apa ke tante udah dikasih permen?”
“Makasih tante”

      Terima kasih kayaknya kata yang paling banyak diucapin sama orang dibanding tolong dan maaf, seenggaknya ketika nggak ada kata tolong, kata terima kasih sedikit banyak diucapin ketika kita sudah menerima barang atau jasa—atau bantuan. Contohnya kita naik angkot atau bus, waktu kita turun kita bilang makasih ke supir-nya. Kenapa? Harus banget ya kita kan bayar juga naiknya? Kita bayar dan mereka menyediakan jasa. Impas donk? Buat apa bilang makasih? Menurut saya sendiri kita bilang makasih karena supir itu sudah mengantarkan kita ke tempat tujuan dengan selamat, dalam bahasa gaul-nya sih “makasih ya Pak udah menyupir dengan baik, makasih udah nyupir dengan sadar dan nggak pake ngantuk jadi gue selamat sampe tujuan” gitu sih.

Siapa sih orang yang nggak seneng diucapin terima kasih? Kayaknya nggak ada deh meskipun orang yang diucapin terimakasih nggak mesti ngejawab dengan ‘terima kasih kembali’ atau bahkan ‘sama-sama’ tapi meskipun begitu mereka pasti merasa kalau mereka dihargai.


Semua orang pasti ingin dihargai, dan kata tolong, maaf atau terima kasih adalah wujud penghargaan seseorang kepada orang lain. Ketiga kata itu nggak harus diucapin sama orang yang lebih muda ke orang yang lebih tua, kata-kata itu diucapkan oleh siapa saja baik yang muda ke yang tua ataupun yang tua ke yang muda ketika mereka mendapatkan—atau—perlu mengucapkan. Dan dalam praktiknya ketiga kata itu nggak harus diucapkan secara lisan tapi juga secara tulisan.




      Ayo pake 3 kata ajaib itu biar orang tahu kalo kita menghargai mereka!

Minggu, 17 Januari 2016

Curug Telu, Pesona Alam yang Manis di Awal tapi Pahit di Akhir


Udah dari zaman kapan saya dan teman sekampus saya yang asalnya dari kota ngapak (red. Purbalingga dan Purwokerto) pengen banget main bareng lagi. Akhirnya pas liburan bulan Agustus kemarin kesampaian juga main barengnya. Atas rekomendasi teman, kita memutuskan untuk wisata alam yang lagi hitz di Purwokerto yaitu curug Telu. Curug Telu ini berada di desa Karangsalam, kecamatan Baturraden, Kabupaten Purwokerto. Untuk akses kesini lumayan sulit dan lumayan enak jalannya (tapi kalau lagi musim ujan licin, karena masih tanah), tinggal ngikutin jalan dan GPS (Gunakan Penduduk Sekitar).

Sesampainya di sana kita bayar parkir motor Rp2.000,00 dan tiket masuk Rp2.000,00. Untuk bisa mencapai curug, kita harus jalan dulu guys, jalannya enak udah berbentuk tangga dan menurun. Sebelum sampai di curug kita bisa mampir bentar di sendang bidadari. FYI, Curug itu dalam bahasa Indonesia artinya air terjun.

Di sendang bidadari kita Cuma foto-foto aja sih dan menurut saya biasa aja, padahal ternyata di balik batu yang menyerupai goa tuh ada air terjunnya (lihat di instagram sih gitu, maaf kalo salah info). Nyesel banget nggak liat kesana… 

Habis dari sendang bidadari kita jalan lagi, ngelewatin jembatan yang bawahnya tuh ada kolamnya, kalau kata instagram itu namanya curug Pete. Disitu juga ada warung kopi dan bisa buat duduk-duduk istirahat. Biasanya disitu jadi tempat nongkrong penduduk setempat, tapi waktu kesitu orangnya serem-serem suka ngomong gitu deh, jadi nggak nyaman buat rombongan cewek-cewek yang lewat kayak kita gini.
Life is better when you're laughing.

Setelah melewati jembatan untuk mencapai curug telu kita berjalan menuruni tangga-tangga yang lumayan tinggi. Dan sampailah kita di curug Telu yang ijo banget. Curug Telu ini indah banget. Ijo banget. Rindang. Pemandangannya cool abis. Airnya dingin, bersih dan seger. Eye catching banget. Pokoknya bagus banget deh. Apalagi kita kesitu pas lagi sepi jadi enak banget buat foto-foto. Hahahaa.. tapi hati-hati ya guys, batunya licin.



Nah setelah puas foto-foto dan menikmati keindahan alamnya, kita memutuskan untuk balik. Nah disini nih tantangan terbesarnya. Buat balik kita harus naik lewatin tangga-tangga yang cukup tinggi. Pokoknya tuh menguras tenaga banget karena tangganya itu bener-bener tinggi dan banyak, buat yang jarang olahraga kayak saya nih pulang-pulang kaki langsung pegel 3 hari. Jadi kalau mau kesini olahraga dulu ya…



Sebenernya saya paling males buat main ke curug-curug, karena hampir semua curug itu tersembunyi dan akses kesana susah, contohnya aja curug Telu ini dan Curug Cipendok yang ada di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Tapi semua terbayarkan dengan keindahan alam yang luar biasa. Jadi kapan kita explore curug-curug yang lain guys?

Bersenang-senanglah karena hari ini yang kan kita rindukan.

Minggu, 13 September 2015

Wisata Alam ke Magelang


Sekarang ini saya sudah mulai lagi masuk kuliah, tapi kuliahnya masih belum full karena dosennya sibuk melulu. Sumpah deh  gabut banget di kosan, nah kebetulan ada temen saya yang ngajakin main ke Magelang. Awalnya saya bingung di Magelang ada apa sih? Palingan juga kan candi-candi. Eeeiiitttss, ternyata saya salah, Magelang yang dijuluki kota seribu bunga itu menyimpan sejuta keindahan alam yang bikin kita rela mendaki gunung lewati lembah. Sekarang ini banyak banget tempat wisata alam yang baru nge-hits, meskipun track-nya lumayan sulit, tapi semua itu terbayarkan dengan keindahannya.

Top Selfie Pinusan Kragilan

Jalanan di hutan pinus Top Selfie

Karena kita berangkat dari Temanggung, jadi wisata pertama yang akan kami kunjungi adalah Top Selfie Pinusan di Krangilan, Pakis, Magelang. Seperti hal-nya hutan pinus yang ada di Imogiri, Yogyakarta disini juga banyak pohon pinus, bedanya kalau di Imogiri banyak yang selfie di hutan pinusnya, kalau disini justru jalan yang membelah hutan pinus itu yang dijadikan tempat untuk selfie. Untuk masuk tidak dipungut biaya, namun jika membawa kendaraan bermotor harus membayar Rp2.000,00 dan kamu bisa berfoto sepuasnya.

Ketep Pass

Mas-nya nggak peka, kita lagi foto mas,cowok emang nggak pernah peka! :'(

Setelah berfoto ria di hutan pinus, kami melanjutkan perjalanan ke Ketep Pass. Lokasi Top Selfie Pinusan dan Ketep Pass cukup dekat (jika ditempuh dengan kendaraan bermotor). Karena kami kesini waktu weekend jadi rame banget tempatnya. Biaya masuk dikenakan Rp7.500,00 per orang dan Rp2.000,00 untuk sepeda motor. Di Ketep Pass ini kita bisa melihat gunung-gunung dari kejauhan seperti gunung Merbabu, Merapi, Sindoro, Sumbing, Slamet dan pegunungan serta bukit  lainnya, sayangnya saat kami kesana kabut sedang turun sehingga gunung-gunungnya tidak terlihat. Selain itu disini juga banyak yang menyewakan teropong, untuk sewa teropong dihargai Rp3.000,00 dan ada juga yang Rp5.000,00. Nggak Cuma ada itu guys, buat kalian yang suka geografi, geologi dan ilmu-ilmu tentang per-bumi-an lainnya disini juga disediakan museum vulkanologi dan volcano teather. Buat yang suka kelaparan jangan khawatir, disini juga ada restaurant yang menyediakan makanan ringan sampai makanan berat, yang suka ngopi-ngopi cantik juga bisa disini, tempatnya enak banget. Buat kalian yang suka hunting foto wajib banget kesini, tapi sebaiknya kalau kesini pas cuacanya cerah ya guys…

Kabutnya tebel banget.

Punthuk Setumbu

Ini suasana di Punthuk Setumbu.

Perjalanan selanjutnya adalah Punthuk Setumbu atau nirvana sunrise yang berada di daerah Borobudur. Jadi disini merupakan tempat yang kece buat berburu sunrise. Dari puthuk setumbu ini kita bisa liat siluet candi Borobudur pas matahari terbit, kece abis! Buat masuk kesini, untuk wisatawan domestic dikenai biaya sebesar Rp5.000,00 dan untuk wisatawan asing Rp15.000,00, untuk parkir motor Rp2.000,00. Untuk mencapai Punthuk Setumbu ini kita harus jalan dari parkiran kurang lebih 300 meter plus-plus, tapi untungnya jalannya sudah berpaving dan berbentuk tangga-tangga kecil. Disana kita bisa melihat candi Borobudur dan Gereja Ayam. Tapi sebaiknya kesini pas sunrise ya karena kalau siang itu panas dan kurang puas sih sama pemandangannya.

Tiket masuk, anak kekinian harus ngumpulin ini. :D

Punthuk Sukmojoyo

Maka nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan?

Perjalanan kita ditutup dengan mendaki Punthuk Sukmojoyo yang masih ada di kawasan Borobudur. Bener-bener yang paling luaaarrr biasaaa!! Jalanannya menanjak terus dan tanjakannya tinggi. Harus bener-bener handal naik motornya kalau mau kesana, soalnya naik mobil nggak bisa masuk. Banyak motor-motor yang nggak kuat, tapi tenang aja, ada tukang parkir yang siap membantu kita mendorong motor kalau nggak kuat dan menurunkan motor kalau nggak berani turun. Untuk mencapai puncak kita harus jalan kaki yang lumayan jauh, mungkin setengah jam untuk bisa naik kesana. Jalannya pasir lembut, berdebu dan belum ada tangga, jadi kayak naik gunung gitu deh. Usahain kalau kesini pake sepatu keds yang nyaman ya guys… oh iya, untuk masuk kesini nggak dikenakan biaya, Cuma bayar parkir Rp2.000,00 dan ketika hampir puncak membayar seikhlasnya. Wuuuuaaahh setelah sampai sana rasanya semua capek terbayarkan. Indaaah banget pemandangannya, perbukitan gitu. Disitu juga bisa foto di rumah pohon tanpa bayar, tapi harus gentian. Kereen banget asli deh, instagram-able banget pemandangannya. Saran aja sih sebaiknya kalau kesini pas sunset atau sunrise pasti deh bagus banget pemandangannya, tapi pas nggak waktu-waktu itu juga nggak apa-apa, masih tetep kece kok.

Pardon my face.
Guys, negeri kita ini kaya lho dengan keindahan alamnya, kayak di Magelang ini. Jadi, ayo kalian ke Bumi Tidhar Magelang!



Anisa Imaniar Nurbaity

Jumat, 11 September 2015

Segelintir Wisata Purbalingga

Berkas:Kabupaten purbalingga.png

Jadi ceritanya kemarin adalah liburan panjang saya setelah 3 semester nggak pernah mengalami libur panjang. Nah, daripada bengong di rumah dan tentunya sebagai anak muda yang mencoba gaul saya memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar kota Purbalingga Perwira. Purbalingga adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah yang letaknya 101° 11" BT - 109°35" BT dan 7°10" LS - 7°29 LS" (lebih lengkapnya lihat disini https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Purbalingga). Setelah stalking sana-sini, akhirnya saya mengajak teman saya, Rizkia Utami, untuk pergi mengeksplore Purbalingga tercinta.

Destinasi wisata pertama kami adalah desa Serang. Disana ada banyak sekali perkebunan strawberry dan sayur-sayuran. Beruntungnya kami kesana pada saat sedang musim cherry strawberry, sehingga kami bisa memetik langsung strawberry dari pohonnya. Untuk dapat memetik langsung strawberry dan memakan langsung strawberry SEPUASNYA di ladangnya kita cukup membayar dengan harga Rp15.000,00. Dan jika ingin dibawa pulang kita membayar Rp35.000,00/kilo (harga bisa berubah sewaktu-waktu, beda tempat beda harga). Murah banget kan???

Katanya musim panen strawberry itu bulan Juni, Juli dan Agustus, guys.

Gunung Slamet begitu dekatnya..

Petik sendiri stawberry-nya.

Setelah berpanas-dingin ria di Serang, kami pun pulang. Karena kebetulan waktu dzuhur sudah hampir tiba maka kami mampir terlebih dahulu ke masjid untuk foto-foto sholat. Tidak jauh dari pertigaan yang mau ke Serang, ada sebuah masjid unik dengan arsitektur perbaduan Tiongkok dan Jawa, namanya yaitu Masjid Muhammad Cheng Ho.

Tampak depan kayak bukan masjid.

Kenapa disebut masjid Cheng Ho? Apa mungkin itu nama pendiri masjid itu? No, no, jadi masjid ini didirikan oleh Persatuan Islam Tionghoa (PITI) Purbalingga pada tahun 2005 sebagai pusat dakwah dan pendidikan islam. Lantas siapakah Cheng Ho? Cheng Ho (1371-1433) adalah seorang pelaut Tiongkok yang beragama Islam. Cheng Ho dikenal sangat peduli dengan kemakmuran masjid. Pengaruh Cheng Ho ini sangat besar bagi masyarakat keturunan Tiongkok di Indonesia sehingga banyak orang Cina yang memeluk Islam.



Namun pembangunan masjid ini pun tidak terlepas dari nama Tan Shien Bhi, beliau adalah seorang Tokoh Tiongkok yang terinspirasi dari perjuangan Cheng Ho dan giat melakukan syiar Islam di daerah Purbalingga (1700). Tan Shien Bhi menjadi panutan warga Purbalingga, khususnya masyarakat Tionghoa, sehingga banyak yang memeluk Islam. Waduuh, keren abis deh perjuangan mereka dalam pembangunan Islam di Indonesia!!

Tampak atas.

Chinese banget kan?


Destinasi wisata kami di hari berikutnya yaitu Purbasari Pancuran Mas atau warga Purbalingga lebih mengenalnya dengan nama Purbayasa. Disini kita bisa melihat banyak banget ikan-ikan yang macem-macem jenisnya, dari yang kecil banget sampe yang gede banget ada pokoknya, dari yang ganas sampe yang imut-imut ada banget disini. Selain ada ikan-ikan, disini juga ada taman burung dengan berbagai jenis burung. Kalo masuk ke taman burung ini udah kayak masuk ke hutan, kita bisa interaksi langsung sama burung-burung tapi Cuma burung-burung kecil dan ngga berbahaya ya guys..

Seaworld-nya Purbalingga?

Disini tidak ada persewaan elang :D

Selain itu, disini juga ada taman bermain, kolam renang waterboom, mobil-mobil antic, film 3Dimensi, bebek air, terapi ikan gratis dan kalo kalian beruntung kalian bisa melihat pertunjukan tek-tek/kentongan Banyumasan. Untuk tiket masuk kita cukup membayar Rp16.000 untuk orang dewasa, kalo untuk anak-anak saya lupa, hehee J (maapkeuun). Cukup murah kan dengan fasilitas sebanyak itu??
Ini waterboom-nya, lengkap banget fasilitasnya buat rekreasi bareng keluarga...

Karena hari menjelang petang maka kami pun segera pergi dari Purbayasa dan mampir sebentar (Iya, niatnya sebentar) ke Taman Usman Janatin (UJE). Jadi dulunya Taman UJE ini adalah pasar besar di Purbalingga namun pada tahun 2009 akhirnya pasar dipindahkan. Sebenarnya kami berniat untuk foto-foto di lampion dengan tulisan LOVE tapi apa daya karena kita jomblo akhirnya Allah tidak mengizinkan kami untuk foto disaat lampion menyala  langit masih terlalu terang jadi lampu lampion belum menyala.

Kalo malem lampionnya nyala, dibelakangnya itu gedung entertainment, samping kiri tempat bermain sama tempat nongkrong, ada foodcourtnya juga, lengkap banget. 

Selain ada lampion LOVE, di taman UJE ini ada juga foodcourt, gedung entertainment yang didalamnya ada game centre, panggung pertunjukkan yang biasanya digunakan untuk acara anak muda gitu deh, ada juga taman balon, bombom car (Sumpah, pengen banget naik bombom car!!), dan permainan anak lainnya. Untuk masuk kesini tidak dikenakan biaya, kecuali apabila membawa kendaraan bermotor dan jika ingin menikmati makanan dan permainan pasti harus kudu wajib bayar. Nggak mahal, untuk permainan anak-anak cukup membayar sekitar Rp7000/permainan. Buat yang suka kumpul-kumpul bareng komunitasnya juga bisa kok disini.


Sebenernya masih banyak banget wisata menarik lain di Purbalingga, dari yang udah terkenal banget sampe yang belum terjamah. Dan Purbalingga itu nggak Cuma ada Owabong kok, masih banyak tempat asik dan kece lainnya, yang saya sebutin di atas Cuma segelintir dari banyak wisata lainnya. Jadi, kapan kamu ke Purbalingga?



Anisa Imaniar Nurbaity

Kamis, 23 Mei 2013

Skenario

Hiruk-pikuk suara musik band menggema di seluruh lapangan, di tambah lagi teriakan nan melengking membuat suasana semakin bising. Disini aku berdiri, mencari sosokmu. Ku telusuri dari bagian  bawah panggung. Dan akhirnya kutemukan sosokmu. Kamu berdiri bersama kedua sobat kentalmu di sayap kanan panggung dengan kemeja putih bergaris hitam yang lengannya kamu gulung sampai siku, celana jeans hitam, sneakers putih, dan kacamata bening dengan frame hitam menghiasi wajahmu.

Aku masih berdiri disini, di samping kiri pintu masuk. Bukan, aku tidak menjaga pintu masuk. Aku hanya mau memperhatikamu, menunggu waktu, dan meneguhkan hatiku. Aku bertekad bahwa ini harus aku lakukan sekarang, tidak boleh besok atau kapan pun, aku takut jika besok sudah tak ada lagi waktu.
Dengan langkah pasti dan pelan aku melangkahkan kaki-ku mendekati sosokmu. Kamu masih disana seakan menungguku, bahkan punggungmu tampak melambai kepadaku. Sekarang tak ada lagi ragu, aku sudah terlanjur basah, sekalian saja aku berenang.

Deg.

Jantungku tidak bisa berkompromi, dia memompa darahku semakin cepat ketika kamu berbalik badan tepat lima langkah sebelum aku menyentuh bahumu.

“Hai Rin, baru sampai?” itu sapamu dan kamu tersenyum. Demi apa, aku sungguh menyukai senyummu itu, dari dulu.

“Eenng, iya. By the way, bisa ngomong sebentar?” aku tahu, pasti senyumku sangat kaku. Ah tidak, itu bukan senyum, itu terlihat seperti ringisan.

“Boleh. Tapi jangan tegang gitu donk ngeliatin aku-nya,” kamu kembali tersenyum menggodaku. Dan aku tersipu. “Ayo Rin,” kamu berjalan di depanku dan aku di belakangmu, menetralkan kembali jantungku.

Kita berjalan memasuki lorong sekolah, aku masih ada di belakangmu, menatap punggung kokohmu. Sampai kamu akhirnya berhenti. Tidak, aku tidak menabrak punggungmu itu. Ku lihat punggungmu naik turun, menghela napas sejenak. Kamu tidak berbalik badan, dan ini-lah saatnya aku mengungkapkan semuanya, semua yang selama ini terpendam bertahun-tahun.

“Aku...”

“Aku suka kamu Rin,” sejenak otak-ku kosong, badanku membeku, lidahku kelu. Hanya empat kata dan satu kalimat lugas hanya dalam satu tarikan napas. Bukan, bukan itu skenarionya. Seharusnya aku yang mengatakannya kepadamu, bukan kamu kepadaku.

“Lebih dari suka Rin, aku sayang kamu,” aku tidak bisa berkata, ini di luar skenario yang telah aku buat, aku bahkan membuat skenarionya lebih dari satu, dan semuanya meleset?  Jauh dari bayangan.

“Lucu ya Rin? Kita udah lama bareng, dari SMP. Tapi baru sekarang aku ngomong kalo aku sayang sama kamu. Bukan Rin, ini bukan sayang sahabat, bukan juga sayang saudara, ini lebih dari itu. Kamu tahu kan maksudku?” ini isi dialog dalam skenarioku, tapi posisinya aku yang mengatakannya, bukan kamu. Dan parahnya, aku tidak menghapal skenario bagianmu, jadi aku tidak bisa menjawabnya, aku hanya bisa diam dan menerka-nerka dialog apa selanjutnya yang akan kamu ucapkan.

“Aku tidak memintamu untuk menjadi pendampingku, aku hanya ingin kamu tahu perasaanku. Itu cukup, dan sekarang aku lega,” persis. Sama persis. Ini dialogku, dialog yang mati-matian aku hapal dan aku terka jawabannya, namun tak pernah aku temukan, karna aku berharap kamu punya jawaban di luar script yang telah aku tentukan.

“Katakan sesuatu Rin,” pintamu. Kamu masih berdiri membelakangiku. Aku tahu ini kali pertama kamu menyatan perasaan kepada seseorang. Aku tahu kamu bukan malu atau pengecut, kamu hanya belum bisa menatap ke dalam mataku, dan kamu juga pasti tahu kalau aku pun tidak bisa menatap matamu. Bahkan di saat seperti ini kamu masih menjaga perasaanku.

“Aku... terima kasih,” hanya itu. Aku tidak tahu harus bagaimana.

“Maaf ya Rin, ini memang nggak romantis, ini bahkan terkesan pengecut. Menyatakan cinta, tanpa menatap mata. Tidak meyakinkan ya, Rin?” kamu tertawa hambar dan aku mendekati punggungmu, menyandarkan kepalaku di punggungmu dan menggeleng pelan.

“Kamu pencuri ya?” tanyaku. Kamu diam. “Kamu curi semua script milikku, kamu mencuri semua dialog-ku bahkan kamu tidak memberi sedikit pun contekkan script milikmu.”

“Aku nggak ngerti,” ya, kamu tidak akan mengerti. Kamu tidak akan tahu.

“Aku suka kamu.”

Bagiku tiga kata itu cukup mewakilkan semuanya, cukup mewakilkan semua perasaan yang sudak hampir lima tahun ini aku sembunyikan dan aku jaga rapat-rapat di bagian hati paling dalam.

Kamu, kamu tahu? Bukan Cuma kamu yang lega. Aku pun.
                

Rabu, 22 Mei 2013

BIG DAY

Nggak ada yang lebih menyenangkan dari shopping, nonton, makan, jalan dan cari buku. Well, dunia remaja kayaknya kebanyakan diisi oleh hal-hal itu (ya seenggaknya itu yang saya lakukan dan saya amati di lingkungan sekitar saya J). Seperti kemarin saya dan teman saya berjalan-jalan di kota tetangga yang memakan perjalanan sekitar satu jam dengan menggunakan sepeda motor.




Tempat pertama yang kami kunjungi adalah toko baju (nggak bisa disebut butik). Disini saya sangat merasakan kalau menjadi cewek (nggak bisa dibilang perempuan) itu ribet banget, semuanya harus cocok, dan kalau bisa sih ngetred dan wah, apalagi baju itu bakal di pakai pada waktu perpisahan, duuh, harus tampil luar biasa kan?

Tempat kedua adalah tempat yang paling saya suka. Yes, toko sepatu. Nah, ribet lagi nih, cewek apalagi yang mau beranjak dari bangku SMA biasanya kan mengkiblatkan mode ke anak kuliahan, nggak terkecuali saya dan teman-teman saya, nah kebetulan sebagian besar dari anak kuliahan itu pakai sepatu wedges, jadilah saya beli wedges, padahaaaal pengen banget sneakers warna putiiiihh!


Tempat ketiga itu bioskop, saya iseng sih nontonnya, soalnya banyak banget temen-teen saya yang udah nonton film itu dan mereka bikin penasaran. So, kita nonton deh CINTA BRONTOSAURUS: cinta itu bisa kadaluarsa. Jujur, saya nggak bisa menikmati filmnya, kenapa?? Laapar banget, dan bodohnya nggak ada satu pun yang beli makanan, akhirnya kita nonton sampe perut kita kembung-_-

Tempat keempat adalah k*c. Nyesek banget disini! Sok kaya banget makan di tempat ini, mana beli yang satu paket harganya Rp31.364,00. Dapet es krim gratis dan vcd gratis (nggak tahu harus seneng apa sedih dapet gratisan ini).
Pelayan: selamat sore mbak, mau pesan paket yang mana? Kami menyedikan paket chicken, nasi dan softdrink, ayamnya mau apa? Paha?
Saya: eeeeuuunnggg, mau apa  tam?
Tami: dada-nya ada?
Pelayan: ada, dadanya 2?
Saya dan tami: iya.
Pelayan: ya mbak, untuk paket ini ada bonusnya, ada perkedel, cream soup, es krim. Mau pilih yang mana?
Tami: es krim
Saya: es krim-nya 2.
Pelayan: mau yang rasa apa? Ada rasa coklat dan blueberry?
Saya: *asjkajkajsksjslk* coklat.
Tami: blueberry
Pelayan: semuanya rp69.500,00
Saya dan tami: *cengo*
Pelayan: sebentar ya mbak, saya siapkan dulu...
Saya dan tami: *pingsan*
Pelayan: ya silakan di pilih cd-nya, mau yang mana mbak, ada marcel, kombinasi, dan yang bagus ini, indah dewi pertiwi.
Saya dan tami: *pura-pura mati*
Habis itu saya mikir, kira-kira berapa keuntungan ‘warung makan’ yang satu itu yaa? Mungkin suatu hari bisa jadi referensi.

Jumat, 17 Mei 2013

Karena Hidup Layak Diperjuangkan


“Kamu ingin jadi sutradara, kan?”
“Itu mimpiku.”
“Apa kamu yakin kamu bisa mewujudkannya?”
“Aku nggak tahu.”
“Kamu yakin dengan kemampuanmu sekarang kamu bisa jadi sutradara?”
“Aku nggak tahu.”
“Apa kamu sadar kalau mimpimu ini terlalu tinggi? Kamu nggak takut nggak bisa mencapainya dan bakal menyesalinya nanti?”
“Aku nggak tahu.”

“Kamu sedang berjudi dengan hidupmu.”

“Mungkin.” “Aku nggak tahu apa-apa. Aku nggak tahu apa yang aku lakukan ini benar atau salah. Bahkan, aku nggak tahu bakal jadi apa aku nanti.” “tapi..., karena nggak tahu apa-apa itulah, esok hari jadi sesuatu yang layak ditunggu-tunggu, kan?” “Lalu, tinggal kita lihat apa yang bakal terjadi.”



(Let Go, Windhy Puspitadewi. Page 111-112)